Network
JURNAL SOREANG – Ikatan Cinta 12 Februari 2021, Matteo, Preman yang telah melukai Nino itu menelpon Elsa dan menagih bayaran yang telah mereka janjikan. Elsa sempat menolak, namun Matteo mengancam Elsa da akan melaporkannya ke polisi jika ia tidak dibayar.
“kalo lu gak bayar gua, dan gua sampe ketangkep polisi, gua sebut nama lu. Denger itu! lu jangan macem-macem sama gua,”
Elsa telah berjanji akan memberi imbalan 50 juta Rupiah jika berhasil membunuh Rafael, namun Elsa hanya ingin membayar 10 juta Rupiah karena mereka telah salah menusuk Nino.
Matteo marah dan tidak terima. Dia balik menagih 100 juta Rupiah karena harus kabur ke luar kota agar tidak tertangkap polisi. Dengan mempertimbangkan resiko, Elsa menyetujui imbalan yang Matteo minta.
Dari balik pintu kamar mandi yang terbuka, Nino melihat Elsa sedang menelpon dengan nada bicara penuh emosi. Saat Elsa kembali, Nino bertanya apa yang terjadi, namun sekali lagi Elsa si ratu berdalih membuat alasan palsu.
Padahal, sebelumnya Elsa sempat terlihat tulus dan menyesali perbuatannya ketika. Kini Elsa kembali memainkan peran sebagai ular kobra tak berbisa.
Baca Juga: Jimin BTS Berikan Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek, Mendongkrak Popularitasnya di Twipple Jepang
Cinta Elsa pada Nino memang tulus. Hanya saja, cara Elsa untuk mempertahankannya malah mengorbankan nyawa orang lain. Bodohnya lagi, Elsa hampir merenggut nyawa suaminya sendiri.
“Maafin aku Nino, aku gak nyangka kejadiannya bakal kaya gini. Semua ini aku lakuin karena aku sangat takut kehilangan kamu nantinya. Aku sangat takut semua perbuatan aku kebongkar. Dan pada akhirnya kamu pergi ninggalin aku. Aku takut Nino…” gumam Elsa dalam hatinya.
Mama Sarah berjalan seorang diri di rumah sakit setelah berdebat dengan Elsa. Wajahnya Nampak pucat, pikiran Mama Sarah sangat terbebani dengan perbuatan Elsa yang sudah kelewatan. Ia sudah tak mampu lagi melindungi dosa-dosa putri manjanya itu.
“Sampe kapan Elsa, sampe kapan kamu terus mau mengejutkan Mama dengan ulah dan masalah yang kamu buat. Mama udah gak tahan sa? Apa yang harus Mama katakana sama Papa kalo suatu saat nanti perbuatan kamu ketauan? Apa yang harus Mama lakukan? Mama bener-bener gak ngerti sa?”
Michelle mencoba memutar CD player milik Roy yang ia temukan di gudang bersama Angga. Untungnya, Michelle masih memiliki DVD portable jadul, yang sekarang sudah tergantikan oleh USB.
Video itu adalah kolesi pribadi Roy. Semasa hidupnya, Roy selalu merekam video diary tentang mome-momen indah yang ia lalui setiap hari.
Roy menceritakan kisahnya saat pertama kali bertemu dengan Andin. Kala itu, Roy sedang menggung di sebuah Café bersama teman-temannya. Tak berselang lama, Andin masuk ke dalam café itu dan membuat Roy terpana dengan kecantikannya.
Karena melamun memperhatikan kecantikan Andin, tangan kanan Roy tidak sengaja menyetuh salah satu konektor listrik dari alat musiknya, hingga akhirnya Roy terjatuh karena lemas.
Seluruh pengunjung café menyaksikan kejadian itu, termasuk Andin. Taka da yang mau menolong Ray saat itu, karena mereka takut tersetrum listrik dari alat musiknya.
Tanpa rasa takut, Andin menghampiri Roy yang terbaring lemas di panggung, dan memberikannya pertolongan pertama, seperti ketika Aldebaran menolong Pak Surya yang kecelakaan.
Tak berselang lama, Roy sadar dan tersenyum memandang Andin yang duduk disebelahnya. Sebuah momen yang aneh dan memalukan, tapi juga romantis.
Di akhir video itu, Roy mengungkapkan rasa kagumnya pada Andin yang telah menyelamatkan hidupnya. Roy sangat mencintai Andin dan ia bersumpah akan menjaga Andin sebaik-baiknya.
“Andin adalah Malaikat yang dikirim Tuhan untuk gua, dan mulai hari ini gua bersumpah, gua akan jaga Andin baik-baik,”
Pagi harinya, Michelle terbangun, ia terkejut melihat dirinya tertidur semalaman di pundah Angga. Michelle kecewa karena ia tidak menemukan petunjuk kematian Roy dari CD video diary yang ia tonton semalaman.
Sekarang, satu-satunya bukti yang tersisa hanya laptop dan handphone milik Roy yang sedang di service oleh Angga. Dan di dalam handphone itu pasti ada bukti percakapan Roy dengan Elsa di hari pembunuhannya.***
