JURNAL SOREANG – Di awal kemunculannya pertengahan tahun 1992, band asal Kota Bandung ini sering membawakan lagu-lagu dari band bergenre hardcore punk seperti; Biohazard, Prong, dan Sacred Rich.
Di tengah ramainya pasar musik yang beraliran dance pop ataupun pop rock saat itu, Puppen tetap pada jalurnya.Band yang digawangi empat orang personel dengan formasi awal Arian (vokal), Robin (gitar), Prima (bass), dan Marcell Siahaan (drum).
Dilansir dari Last.Fm, sebagai pionir musik Hardcore di Indonesia, band cadas ini sempat merilis beberapa lagu seperti; Atur Aku, This Is Not A Puppen, Lelah, Grind Hard dan Memar Terpatri.
Baca Juga: Rizky Febian Selesaikan Konflik dengan Teddy, Ingin Banggain Almarhumah Mamanya
Lagu pertama mereka yang menjadi demo berjudul Freedom To Defecate. Lagu itu diputar di GMR fm radio rock satu-satunya pada zamannya.
Puppen semakin eksis di panggung pentas seni (pensi) SMA di Bandung. Dikarenakan lagu Puppen tidak banyak, akhirnya mereka memutuskan untuk merekam dan menggabungkannya kedalam satu kompilasi Extended Play (EP) yang bertajuk This Is Not A Puppen EP
Keberhasilan Puppen masih berlanjut. Pada tahun 1994 Puppen mentas di Pasar Seni ITB, yang merupakan konser dengan kerumunan yang terbanyak selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Waduh, Vokalis band Kapten di Bekuk Polrestabes Bandung Karena Gunakan Narkoba
Prestasi terus mendatangi Pupen, angka penjualan mini album mereka “This Is Not Puppen EP” mencapai angka 10 ribu keeping, yang terjual di Bandung. Pencapaian yang cukup fantatasi untuk ukuran mini album pada saat itu.