JURNAL SOREANG - Nampaknya akuisisi saham SM Entertainmen, oleh HYBE masih saja memanas dan belum menemukan jalan keluar.
Diketahui bahwa HYBE mendapat penolakan keras dari SM Entertainment namun pihak mereka tetap melanjurkan penawaran tander sesuai dengan rencana awal.
Walau pihak SM Entertainment menentang rencana M&A juga penawaran tender, HYBE terlihat masih mempertahankan posisi mereka agar bisa member saham SM.
Harga tender yang diusulkan adalah sebesar 120.000 won.
Pada Senin, 20 Februari 2023 CFO SM Entertainment menjelaskan mengenai hal tersebut seperti dikutip jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com dari laman kbizoom.
"Penawaran tender HYBE dilakukan secara sepihak di bawah perjanjian terpisah dengan mantan pemegang saham terbesar SM tanpa konsultasi atau diskusi sebelumnya dengan manajemen dan dewan direksi SM saat ini. Penawaran tender ini meremehkan upaya para artis, eksekutif, dan karyawan SM yang telah berkontribusi dalam menjadikan SM sebagai perusahaan hiburan K-pop terkemuka."
"Oleh karena itu, kami menentang penawaran tender ini" ungkap CFO SM Entertainment.
Sebelum ini, HYBE beri pengumuman bahwa pihak mereka akan membeli saham hingga sebesar 25 persen, dari pemegang saham minoritas dengan harga yang ditawarkan 120.000 won per saham pada 28 Februari kemarin setelah berhasil mendapatkan 14,8 persen dari Lee Soo Man.
Kemudian, SM Entertainment menekankan "Perusahaan kami mengumumkan strategi 'SM 3.0' untuk berbagi visi dan masa depan kami yang baru. Para pemegang saham dan investor setuju dan meningkatkan ekspektasi untuk masa depan SM. Harga saham juga terus meningkat sejak saat itu" ujarnya.
"Penawaran tender ini bertentangan dengan strategi bisnis inti SM dan akan berdampak negatif terhadap nilai perusahaan SM" pungkasnya.
Setelah itu, pada 20 Februari CFO Jang Cheol Hyuk angkat bicara kembali dan melakukan penolakan, "pengambilalihan yang tidak bersahabat" tegasnya.
"Ini jelas merupakan 'upaya pengambilalihan yang tidak bersahabat' yang belum dikonsultasikan dengan manajemen dan dewan direksi saat ini. Kami tahu lebih baik daripada orang lain bahwa di bawah struktur tata kelola seperti itu, sulit untuk membuat keputusan yang memprioritaskan nilai semua pemegang saham SM. Hal ini sama saja dengan kembali ke masa lalu yang salah, yaitu 'SM untuk pemegang saham tertentu'." terangnya.
"Saya ingin berbicara tentang masalah yang ditemukan dalam proses pengambilalihan yang tidak bersahabat. Selama proses pembelian saham SM HYBE, pembelian saham yang dipegang oleh pemegang saham terbesar dan penawaran tender direncanakan secara bersamaan dan diumumkan pada hari yang sama."
"Pembelian saham lama dan penawaran tender harus dianggap sebagai transaksi yang sama, dan harus melalui pemeriksaan awal dari Komisi Perdagangan yang Adil. Namun, karena tidak melalui pemeriksaan pendahuluan, maka transaksi ini menjadi bermasalah." ungkapnya.
CFO Jang juga nampaknya mengungkapkan kekhawatiran dan berkata, "Bahkan jika saham dibeli, pemeriksaan Komisi Perdagangan yang Adil akan menjadi risiko bagi masa depan SM."
"Jika persetujuan bersyarat untuk konsolidasi perusahaan diberikan, ada kemungkinan HYBE akan mengurangi ukuran SM, bisnis perusahaan yang diakuisisi, untuk melaksanakan langkah-langkah perbaikan yang ditentukan oleh Komisi Perdagangan Adil. Bahkan jika persetujuan diberikan, penundaan dalam proses pemeriksaan akan menciptakan kemunduran bagi SM dalam menjalankan strategi bisnisnya." ucapnya.
Semoga konflik ini segera selesai dan menemukan jalan keluar.***
*)Ikuti dan share terus informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang