Network
JURNAL SOREANG: Mikroplastik berasal dari sampah-sampah yang dibuang ke dalam sungai. Dari sampah plastik yang dibuang tersebut maka akan terpecah-pecah menjadi mikroplastik, pelapukan, fotolisis, abrasi, mekanik, serta dekomposisi dari mikroba.
Mikro plastik ini bisa berakibat pencemaran serta menimbulkan efek bahaya bagi manusia. Mengingat 50% penyakit manusia sendiri berasal dari faktor lingkungan.
Para peneliti sendiri pernah menyebutkan bahwa mikroplastik polipropilena akan dengan mudahnya menyerap senyawa organik hidrofobik yang dimana disebut dengan POP(Polutan Organik Persisten).
Baca Juga: Sampah Plastik Cemari Perairan Laut, Salah Satunya Sedotan dan Kantung Plastik
Apa itu POP(Polutan Organik Persisten)?
Secara sederhana POP merupakan kontamina dari sebuah kimia yang dimana memiliki karakteristik beracun dan juga persisten atau keras bagi lingkungan. Tentu POP ini berimbas pada kesehatan pada setiap manusia.
Dalam memperingati hari lahan basah Internasional ECOTON bersama dengan AKSI Nusantara (Asosiasi Komunitas Sungai Nusantara) mengingatkan akan bahaya dari mikroplastik dengan cara menggelar sebuah aksi damai, aksi damai tersebut dilaksanakan di alun-alun kota Malang pada kamis, 2 Febuari 2022.
Aksi damai dilakukan sebagai sebuah upaya untuk mengkampanyekan keresahan-keresahan atas kondisi sungai brantas. Kota Malang sendiri merupakan kota yang termasuk daerah hulu dari sungai Berantas.
