Simak! Sejarah Penggunaan Kosmetik atau Make up, Dianggap Sebagai Kekayaan dan Kesombongan Wanita?

28 Desember 2021, 15:15 WIB
Simak! Sejarah Penggunaan Kosmetik atau Make up, Dianggap Sebagai Kekayaan dan Kesombongan Wanita? /

JURNAL SOREANG – Untuk memahami awal mula penggunaan kosmetik atau make up, kita harus melakukan perjalanan ke 6000 tahun yang lalu.

Kita akan melihat sekilas sejarah kosmetik atau make up di Mesir Kuno, dimana riasan berfungsi sebagai penanda kekayaan yang diyakini menarik bagi para dewa.

Ciri khas salah satu make up yang kita kenal sekarang sebagai eye line, telah muncul di Mesir dan digunakan pria dan wanita sejak 4000SM.

Baca Juga: Gila! Festival Baliw-Baliw yang Aneh di Filipina Ini Korbankan Anak Kucing untuk Dibunuh, Berikut Faktanya

Tak hanya itu saja, jenis make up atau kosmetik lain seperti pemerah pipi (blush on), bedak putih untuk mencerahkan kulit, dan eye shadow perunggu sudah populer digunakan.

Make up juga disebutkan dalam Alkitab, dalam kitab Yeremia yang merinci pelayanan nabi titular dari sekitar 627SM, menentang penggunaan kosmetik.

Demikian juga ada penghinan terhadap kosmetik di antara orang Romawi Kuno, meskipun bukan karena alasan agama,

Baca Juga: 12 Negara Sebagai Penghasil Wanita Cantik di Dunia, Dijamin Bikin Kaum Pria Meleleh

Produk kebersihan seperti sabun mandi, deodorant, dan pelembab digunakan oleh pria dan wanita untuk meningkatkan penampilan mereka dengan menghilangkan bulu tubuh.

Tetapi produk rias seperti pemerah pipi atau blush on dikaitkan dengan pekerja seks dan karenanya dianggap sebagai tanda tidak malu.

Pandangan Romawi tentang kosmetik ini setidaknya sebagian berakar pada Stoicisme, sebuah filosofi yang mengedepankan kebaikan moral dan akal manusia.

Baca Juga: Hingga Ada Yang Berusia Ribuan Tahun, Inilah 5 Alat Musik Tertua di Dunia, Apakah Digunakan di Indonesia?

Menghias tubuh dengan kosmetik menyiratkan kesombongan atau keegoisan, yang mana bagi orang Stoa, hal ini tidak diinginkan.

Tidak semua orang Romawi tahan terhadap riasan, beberapa orang terus memerahkan pipi mereka, memutihkan wajah dan garis mata mereka.

Tapi, ideal Stoic lebih condong kepada make up tanpa riasan, yang menggunakan produk perawatan kulit dan mandi untuk meningkatkan penampilan alami seseorang, bukan untuk menghiasnya.

Baca Juga: Wow Catat! Inilah 5 Taman Paling Indah dan Luas di Dunia, Adakah Taman di Indonesia?

Sedangkan kosmetik sangat populer di Kekaisaran Bizantium, sehingga warganya mendapatkan reputasi internasional untuk kesombongan.

Banyak dari mereka menggunakan kosmetik yang mengandung bubuk timbal dan produk berbahaya lainnya yang terbukti beracun.

Pada abad ke-19, Ratu Victoria dari Inggris menyatakan riasan adalah vulgar. Barulah pada tahun 1920-an kosmetik mulai terlihat.

Baca Juga: 18 Influencer dan Selebgram Asia Tenggara ini Dibayar Kementrian Pariwisata Indonesia, Ternyata ini Sebabnya

Kosmetik mulai diproduksi, kembali menjadi tanda kekayaan dan status. Bisa menarik perhatian untuk daya tarik seks, dan tidak lagi dianggap sebagai bentuk keegoisan dan kejahatan.

Sejak saat itu, akhirnya wanita memiliki pandangan baru bahwa kosmetik adalah kebutuhan yang mendunia hingga sekarang.***

Editor: Handri

Sumber: Britannica

Tags

Terkini

Terpopuler