JURNAL SOREANG- Pemerintah mendorong agar petani mengekspor sayur ke Jepang, namun impor sayur-sayuran dari China melonjak mulai dari tahun 2019. Hingga saat ini sayur-sayuran mrmbanjiri pasaran.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor sayur- sayuran sepanjang tahun 2019 meningkat dari tahun 2018, menjadi 770 juta dollar AS atau setara Rp 11,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.700 per dollar AS).
"Laporan para petani yang saya terima saat ini sayuran dari china seperti brokoli dan sawi telah marak di supermarket-supermarket," kata Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin, saat dihubungi, Rabu, 28 Oktober 2020.
Baca Juga: Bak Negeri Dongeng, Lengkapi Wisata Tematik Di Lembang
Akmal mengatakan, saat ini pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah mendorong peningkatan eskpor produk hortikultura, khususnya sayur dan buah-buahan Indonesia ke Jepang.
"Dorongan ini memang memiliki alasan kuat karena sudah berdasarkan riset dan observasi di negara tersebut akan potensi permintaan sayur dan buah yang mampu di suplai dari Indonesia," katanya.
Politisi asal Sulawesi Selatan ini berpendapat, seharusnya Indonesia tidak perlu impor sayuran lagi dari china karena negara ini negara agraris.
Baca Juga: Akibat Kalimat Bersayap Soal Sekolah Gratis dari Pejabat Buat Warga Bingung
"Indonesia sangat berpotensi besar memenuhi pasar buah dan sayuran Jrpang, tapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri malah mengandalkan negara lain. Data dari BPS mencatat adanya impor buah-buahan asal China meningkat 191,41% menjadi USD 47,5 juta selama pandemi covid 19 ini," katanya.***