Network
JURNAL SOREANG - Direktur Operasional PO Haryanto, Rian Mahendra mengungkap alasan harga tiket bus yang naik hingga 100 persen saat lebaran idul fitri 2022.
Kenaikan harga tiket bus, kata Rian bukan karena pengusaha bus yang aji mumpung atau memanfaatkan momen lebaran.
Hal itu diungkap oleh Rian Mahendra melalui akun Instagram pribadinya.
Baca Juga: 20 Pemain Pencetak Penalti Terbanyak Abad Ini, Diantaranya Pernah Bermain di Piala Dunia
Rian berkata sejak dirinya belum berkecimpung di dunia transportasi pun, harga tiket bus selalu naik setiap liburan atau hari raya.
"Sejak gua belum lahir di dunia transportasi setiap liburan atau hari raya pasti ada kenaikan tarif," kata Rian, dikutip dari Instagram @rianmahendra83.
"Dari dulu ga ada pengusaha yg menjelaskan tentang fenomena ini. Mungkin karna mereka berfikir ga penting juga kita jelasin.. karna kita selama ini cuma jualan. Mau beli silahkan ga mau juga gpp," ungkapnya.
Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar, Ternyata ini Beberapa Negara Diprediksi Jadi Juara yang Bikin Geleng Kepala
Rian Mahendra kemudian menjelaskan alasan-alasan pengusaha bus di Jawa yang menaikkan harga tiket bus.
"Tapi sekarang gua jelasin ke kalian alasan kenapa para pengusaha2 tanah jawa mengambil sikap seperti itu," katanya.
"Dari awal puasa selama hampir 3 minggu para pengusaha pasti nombok karna okupansi yg sangat minim," ujar Rian.
Anak dari Haji Haryanto ini kemudian berkata, arus mudik ini merupakan subsidi silang untuk menutupi biaya operasional dari arah yang berlainan.
"Jadi subsidi silangnya ya dari arus mudik ini. Arus mudik ini tidak hanya utk menutupi operasional dr arah yg berlainan.. melainkan juga utk menutupi kerugian di 3 minggu pertama setiap bulan puasa," katanya.
Rian Mahendra juga memperbolehkan kepada pihak-pihak yang ingin mempersoalkan kenaikan harga tiket bus ini.
"Jadi kalo mau protes silahkan sesuaikan anggaran kalian saja mau naik apa," ucapnya.
Karena menurut Rian, biaya operasional dari perusahaan terutama PO Haryanto ditanggung sendiri dan bukan dari subsidi pemerintah.
"Karna kami bukan dinas sosial yg mendapatkan keringanan beban operasional dr pemerintah utk mensubsidi harga tiket kalian," tukasnya.***
