DPR Bantah Pernyataan Bulog, Indonesia Ternyata Masih Impor Beras

- 13 Januari 2021, 20:37 WIB
Pekerja memanggul karung beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (26/11/2020). DPR mengkritisi pemerintah yang masih impor beras. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.
Pekerja memanggul karung beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (26/11/2020). DPR mengkritisi pemerintah yang masih impor beras. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp. /GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO

JURNAL SOREANG- Anggota Komisi IV DPR, drh. Slamet mengatakan, pemerintah tidak akan impor beras baru sebatas keinginan dan isapan jempol.

Hal itu dibuktikan dengan impor beras pada tahun 2019 sebanyak 444,5 ribu ton dan pada tahun 2020 sebanyak 261,8 ribu ton

“Meskipun Dirut Bulog mengatakan pada tahun 2018 bahwa Indonesia tidak perlu impor beras dua tahun sampai 2020 karena cadangan beras melebihi batas aman, nyatanya Indonesia masih impor beras pada tahun 2019 sebanyak 444,5 ribu ton dan tahun 2020 sebanyak 261,8 ribu ton,” ujar drh.Slamet kepada media, Rabu, 13 Januari 2021.

Baca Juga: Prihatin Platform Jualan Online Dikuasai Produk Impor, Anak Muda Bandung Luncurkan Platform Baru

Mnurut Slamet, pernyataan Dirut Bulig tidak bisa dipegang sebagai acuan sebab hanya klaim sepihak dan tidak sejalan dengan Kementeriannya Perdagangan yang hobi impor beras.

"Saat harga kedelai meroket, Presiden Jokowi mengatakan mengapa kita tidak bisa menghentikan impor kedelai seperti kita berhasil tidak impor beras selama dua tahun. Ini sebuah pernyataan yang keliru,” kata wakil rakyat yang mewakilinya Kabupaten dan Kota Sukabumi ini.

Di masa Presiden Jokowi, sambung Slamet, terbesar impor beras terjadi di tahun 2018 sebesar 2,25 juta ton. Hal ini menyebabkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) Bulog menjadi berlebih.

Baca Juga: Luar Biasa, Pabrik Gula Bombana Bakal Kurangi Sampai 7,5 Persen Impor Gula Nasional

“Jadi bukan karena produktifitas panen kita yang meningkat signifikan, tetapi karena impor yang berlebihan. Jadi wajar Bulog mengatakan tidak perlu impor lagi, tapi kenyataannya dalam kondisi demikian pun pemerintah tetap impor,” jelasnya yang menambahkan kedaulatan pangan Indonesia masih jauh dari harapan.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x