Cerdik, Inilah Siasat yang Dilakukan Lego untuk Bangkit dari Kebangkrutan

25 Januari 2022, 22:39 WIB
Kembali dan konsisten menerapkan Lego system merupakan kunci keberhasilan Lego untuk bangkit dari ancaman bangkrut. /Youtube LEGO

JURNAL SOREANG - Manajemen Lego kemudian memutuskan untuk kembali ke akarnya. Kembali pada apa yang membuat pelanggan fanatik Lego menggandrungi Lego.

Hal ini mereka disebut dengan the Builder, anak-anak dan orang dewasa yang mendapat kesenangan dari membangun sesuatu yang kreatif dari potongan bata Lego dalam sistem yang bisa saling terhubung.

Selain itu manajemen Lego juga menentukan batasan apa saja yang boleh dibuat dan apa yang tidak boleh.

Baca Juga: Trending! Bikin Haru, Ternyata ini Motivasi Tulus Indra Mengikuti Kompetisi Masterchef Season 9

Para designer tidak bebas membuat apapun produk yang mereka anggap bagus. Ada semacam palet yang jadi panduan.

Desain palette ini memastikan bahwa setiap potong bata benar-benar ada dalam sistem Lego yang bisa saling terhubung.

Palette ini dibuat berdasarkan apa yang sudah terbukti diminati oleh pelanggan Lego.

dengan palet ini manajemen memastikan terjadinya efisiensi.

Baca Juga: Rumah Ini Terbuat Dari Salju, Namun Hangat Ketika Berada di Dalamnya! Ternyata Begini Faktanya

Karena dengan jumlah jenis batang yang terbatas mereka bisa memproduksi secara massal.

Tidak ada lagi bata Lego yang nyempal dan tidak bisa digunakan secara maksimal.

Ini bukan berarti Lego berhenti berinovasi. Buktinya Lego mengeluarkan produk baru yang disebut dengan legens of Chima.

Produk ini merupakan produk yang fokusnya pada cerita dan juga ada Lego Friends yang diperlukan untuk anak perempuan.

Baca Juga: Jadwal Waktu Shalat untuk Banda Aceh dan Sekitarnya, Rabu 26 Januari 2022

Hal ini tentu ada risikonya memang. Tapi kenyataannya produk ini akhirnya dianggap berhasil.

Walaupun menyasar pangsa pasar yang berbeda, Lego Friends tetap bertumpu pada formula keberhasilan yang sama yaitu kesenangan membuat sesuatu yang kreatif menggunakan potongan bata yang bisa saling tersambung.

Bahkan ketika Lego memutuskan untuk membuat game komputer dan konsol tetap saja gameplaynya membutuhkan pemain membangun virtual break atau Bata virtual yang dalam game layaknya mereka memainkan Lego di dunia nyata.

Keuangan Lego akhirnya berbalik positif. Penjualannya naik drastis, profit juga ikut naik.

Baca Juga: Tiga Hari Lagi Lawan Persikabo Pada Pekan Ke-21 Liga 1, Persib Tingkatkan Kebugaran dan Taktikal

Lego menjadi produsen mainan terbesar ketiga di dunia dengan produk yang tersebar di 130 negara.

Jika dibagi habis ke seluruh penduduk bumi maka setiap orang akan mendapatkan 62 potong Lego Bricks.

Jika semua potongan bata Lego tadi disusun berurutan maka dapat mengelilingi permukaan bumi sebanyak lima kali.

Anak-anak di dunia menghabiskan waktu lima miliar jam per tahun untuk memainkan bata Lego.

Baca Juga: Jadwal Waktu Shalat untuk Bandar Lampung dan Sekitarnya, Rabu 26 Januari 2022

Hal yang dapat kita pelajari dari kisah Lego ini adalah inovasi itu jelas tidak bisa asal.

Inovasi butuh fokus dan batasan yang jelas. Tanpa itu maka apa yang Anda pikir itu inovasi sesungguhnya hanya kreativitas yang tidak membawa keuntungan apa-apa.***

Editor: Rustandi

Sumber: YouTube Lego

Tags

Terkini

Terpopuler