Ingin Tahu Kondisi Stasiun Soreang Saat Zaman Belanda? Begini Sejarah dan Foto Stasiunnya yang Lengang

- 30 Juli 2023, 21:29 WIB
Stasiun Soreang (SRG) zaman Belanda yang masih Lengang
Stasiun Soreang (SRG) zaman Belanda yang masih Lengang /Istimewa /

JURNAL SOREANG – Sejarah  Kereta Api Sebagai Benteng Stelsel Penjajah Kereta api menurut teori daratan dari Mc Kinder, tidak hanya berfungsi sebagai alat transformasi ekonomi, melainkan lebih difungsikan sebagai Benteng Stelsel.

Artinya fungsi utamanya sebagai penunjang mobilitas gerakan operasi seradu Belanda dalam upaya mempersempit ruang gerak perlawanan Ulama dan Santri.

Goebernoer Djenderal Daendels, sistem ketahanan fisiknya, dengan membangun hubungan antar kota, jaraknya disesuaikan dengan kemampuan tenaga kuda.

 

Oleh karena itu, dibangunlah kota-kota dengan jarak antar kota per 60 km, disesuaikan dengan kemampuan kuda berjalan. D

ibangun pula kota satelit berjarak 11 km. Misalnya Bandung-Cimahi, Soreang, Ciparay, Banjaran, Rancaekek, dan Lembang. Hubungan antar kota dihubungkan dengan jalan darat.

Berbeda dengan pemerintah kolonial Belanda, dalam upayanya mengamankan kepentingan penjajahannya, membangun Jalan Kereta Api dengan jarak stasiun dari stasiun induk ke stasiun berikutnya berjarak 4 km (Bandung - Andir), 11 km (Bandung - Cimahi), dan selanjutnya per 15 km (Bandung - Padalarang).

Baca Juga: Kabar Gembira! Kereta Cepat Jakarta Bandung Akan Punya Stasiun Dekat Tol Purbaleunyi dan Masjid Raya Al Jabbar

Pembagian jarak dengan panjang kilometer ini juga digunakan pada setiap kota besar, kota satelit di sekitarnya.

Stasiun Soreang (SRG) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Pamekaran, Soreang, Bandung. Stasiun yang terletak pada ketinggian +734 m ini termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung.

Stasiun Soreang dibuka pada 13 Februari 1921, Saat awal pembukaannya Stasiun Soreang adalah stasiun penghentian terakhir dari Rute Bandung - Soreang.

Rute Makin panjang karena pada 17 Juni 1924 dibuka Stasiun Ciwidey yang berada di Ciwidey, kabupaten Bandung.

 

 

Asal usul stasiun ini berawal dari keinginan Belanda mengincar produk-produk perkebunan dari wilayah Bandung Selatan, sehingga dibutuhkan suatu transportasi terpadu yang lebih murah dan cepat.

Pengangkutan dengan pedati sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan karena membutuhkan biaya yang besar.

Oleh karena itu, dibangunlah jalur kereta api dari Stasiun Bandung menuju Stasiun Ciwidey. Jalurnya dibuka bertahap untuk stasiun ini dibuka pada tanggal 13 Februari 1921 bersamaan dengan segmen Bandung–Soreang dan dilanjut menuju Ciwidey pada tanggal 17 Juni 1924.

Untuk jalur Bandung–Ciwidey dinonaktifkan pada tahun 1982 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum.

 

 Kini kondisi Stasiun Soreang sangat memprihatikan karena telantar dan dipakai warga untuk membangun rumah.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah