Dengan ujian, kualitas seseorang dapat dinilai. Menurut sebuah pepatah Arab, "Melalui ujian, seorang itu dimuliakan atau menjadi terhina".
Oleh sebab itu, ujian harus dimaknai sebagai sarana untuk meraih kemuliaan, bukan kehinaan. Orang mulia pasti berusaha mempersiapkan diri dengan belajar secara sungguh-sungguh, maksimal, berdoa, dan bertawakal kepada Allah SWT.
Baca Juga: NAIK HAJI 2022: Robot Pintar Keliling di Masjidil Haram, Bagikan Alquran Saat Jamaah Haji Tawaf Wada
"Saat ujian, dia akan menjalaninya dengan penuh keyakinan, kepercayaan diri, kesabaran, dan kejujuran," katanya.
Ujian untuk belajar adalah warisan spiritual dan etos intelektual para nabi. Semua nabi dan rasul Allah itu pernah diuji dengan aneka cobaan hidup sebagai pelajaran berharga.
"Nilai kehidupan jauh lebih berharga daripadai nilai kuantitatif karena hidup ini tidak cukup hanya dijalani dan diselesaikan dengan angka-angka kelulusan ujian," katanya.
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Nasehat Kebaikan, Alquran adalah Penyembuh Jiwa yang Sakit
Ujian menghendaki kesabaran, sedangkan kesabaran merupakan kunci kesuksesan, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam realitas kehidupan.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang