"Hal ini menjadi agenda rutin setiap tahunnya, artinya DPD BKPRMI terus berupaya menyiapkan kualitas sebagai standardisasi kemampuan para Ustadz Ustadzah dalam mengajarkan Al-Qur’an bagi para Santri TKA TPA dan TQA," katanya.
Kiai Cecep memberikan Motivasi terhadap 234 peserta Ujian Syahadah al-Qur’an bahwa dengan ujian, maka seseorang bisa berefleksi diri dan menyadari kekurangan dan kelemahannya sehingga terpacu untuk meningkatkan kualitas diri dan meraih prestasi yang lebih tinggi.
"Al-Qur'an menjelaskan hakikat kehidupan dan kematian ini merupakan ujian dalam rangka verifikasi siapa di antara manusia yang paling baik kinerjanya," katanya.
Tanpa ujian, manusia cenderung tidak mau belajar dan mengambil hikmah. Karena itu, ujian apa pun, termasuk ujian Syahadah ini, harus disikapi secara positif, penuh keinsafan, kebersyukuran, dan kesediaan untuk belajar.
"Sesungguhnya, ujian yang sukses itu adalah ujian untuk belajar, bukan sebaliknya belajar untuk ujian. Jika ujian dimaknai untuk belajar, maka siapa pun yang berkesadaran seperti itu pasti selalu berkomitmen untuk ikhlas, serius, dan sabar dalam belajar," katanya.
Sebaliknya, jika belajar diniati untuk ujian, maka belajar itu akan berakhir dengan berakhirnya ujian.
Baca Juga: Bolehkah membaca Alquran saat Haid, simak penjelasan Syekh Ali Jaber
Belajar hanya untuk bisa menjawab soal-soal ujian, bukan untuk menjadi modal intelektual dan mental spiritual untuk meraih kemajuan dalam kehidupan.
Ujian dalam proses pembelajaran itu biasa dan wajar, karena semua proses kehidupan, termasuk pembelajaran, menghendaki adanya ujian. Allah SWT menegaskan bahwa setiap orang beriman pasti diuji.