Ketika Profesor Hukum Unpad Beri Ceramah di Tenda Pangalengan yang Dingin

- 7 Juli 2022, 20:25 WIB
Para peserta berfoto bersama dengan guru besar hukum UNPAD Prof. Dr. H. Atip Latiful Hayat
Para peserta berfoto bersama dengan guru besar hukum UNPAD Prof. Dr. H. Atip Latiful Hayat /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Biasanya, seorang guru besar menyampaikan materi ceramahnya di ruang representatif, auditorium kampus, atau gedung gedung lembaga pemerintah yang mewah.

Berbeda dengan profesor yang satu ini, mungkin sudah bosan ceramah keliling dunia di kampus kampus bergengsi, kali ini guru besar hukum Universitas Padjadjaran ini, memberi kuliah umumnya di tenda peleton.

Tenda itu berada di tengah kebun teh, di kompleks Sekolah Alam dan Rumah Tahfiz SMP Prima Cendekia Islami, di desa Warnasari, Pangalengan Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Ternyata di Tengah Perkebunan Teh Pangalengan Terdapat Sekolah Alam, Ini Fungsinya

Prof. KH. Atip Latifulhayat, SH., LLM, Ph. D., didaulat menjadi pembicara utama dalam diskusi off line Majelis Mubahatsah, Sabtu malam 2 Juli 2022.

Berjaket tebal karena udara pangalengan yang cukup dingin, Prof. Atip dengan gaya bicaranya yang khas, penuh kritik, namun argumentatif menyampaikan tausyiah tantangan, problematika, dan peta jalan dunia Islam hingga menyoroti aktivitas ormas Islam.

Sebagai aktivis pergerakan Islam sejak muda, berdiskusi dengan kader kader muda Islam, sangat disukainya. Prof. Atip tercatat pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam Periode 1995-2000 serta Direktur LBH Persis; 2002 – 2008.

Baca Juga: Ormas Islam Persis Akan Adakan Muktamar, Berikut Harapan Kader Persis dalam Majelis Mubahatsah

Sebagai aktivis, ia kenyang pengalaman dalam berorganisasi. Semasa mahasiswa, atip adalah Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Unpad; 1988-1989; lalu Wakil Sekretaris ICMI Orwil Jawa Barat; 1995-2000; pernah pula menjadi President Monash Indonesian Islamic Society, Monash University – Australia; 1998-1999; dan President Indonesian Moslem Community in Victoria, Australia; 2005-2006;

Karena dasarnya seorang aktivis dan ustad Persis, selama bermukim hampir sepuluh tahun di Australia, Prof. Atip selain menekuni studinya sebagai calon doktor, juga tetap menjalankan tugas dakwahnya. Ia seringkali menjadi penceramah di komunitas muslim Indonesia di Melbourne.

Atip, adalah Sarjana Hukum, lulusan tahun 1990 dari Jurusan Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung. Lalu meraih gelar Master of Laws (LL.M.) pada tahun 2000 dari Faculty of Law, Monash University Melbourne-Australia. Dan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D), diraihnya tahun 2008 juga dari Faculty of Law, Monash University Melbourne – Australia.

Baca Juga: Dua Nama Mantan Calon Rektor UNPAD Ramaikan Bursa Ketua ICMI Orwil Jabar, Wagub Uu: ICMI Harus Lirik Pesantren

Selain pendidikan formal, atip juga meraih Sertifikat dari International Ocean Institute (IOI), India, 1995; Sertifikat Hukum Telekomunikasi dari The Hague Academy of International Law, the Netherlands, 1998; dan Sertifikat Hukum Internasional dari The International Law Commission, The United Nations Office – Geneva, 2002.

Bekerja sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran sejak 1993 hingga meraih jabatan fungsional Guru Besar, ia pernah menjadi Sekretaris Bagian Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, 2000-2002.

Lalu Direktur Pusat Kajian Hukum Udara dan Ruang Angkasa---the Indonesian Centre for Air and Space Law---(ICASL), Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Juga Peneliti di Paguyuban Hak Asasi Manusia (PAHAM) Universitas Padjadjaran.

Baca Juga: IKA UNPAD Dorong Pemerintah Lakukan PemulihanEkonomi Pascakrisis Akibat Pandemi Covid-19

Pernah pula menjadi Ketua Tim Internasionalisasi Unpad (2011-2012); Ketua Pusat Studi Australia, Universitas Padjadjaran; Pemimpin Redaksi Jurnal Ilmu Hukum Padjadjaran, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran; dan Tim Ahli Pemerintah dalam perancangan berbagai Rancangan Undang-Undang.

Pengalamannya sebagai aktivis, luasnya wawasan sebagai ilmuwan berkelas internasional, sikapnya tetap tawadu. Untuk berbagi ilmu, profesor yang satu ini bahkan rela berceramah di tenda.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x