Warga Sudah Bosan dengan Banjir, Ratusan Rumah Warga Rusak, bahkan Mulai Ditinggalkan Penghuninya

Sam
- 14 November 2021, 13:30 WIB
Banjir yang terjadi di Kampung Bojong Asih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu 14 November 2021
Banjir yang terjadi di Kampung Bojong Asih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu 14 November 2021 /Sam / Jurnal Soreang/

JURNAL SOREANG - Curang hujan yang tinggi di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung, mengakibatkan banjir dari luapan Sungai Citarum.

Pada Minggu Pagi 14 November 2021, tepatnya di daerah langganan banjir yakni di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot, kembali merendam sejumlah pemukiman warga di dua wilayah tersebut.

Hal itu pun membuat warga kedua wilayah itu sudah merasa bosan dengan kondisi banjir yang datang dan surut, ratusan rumah warga rusak serta mulai ditinggalkan penghuninya.

Baca Juga: Keren! Robert Alberts Bertekad Mambawa Persib Menjadi Juara, Tanpa Kekalahan, Berikut Penjelasannya

"Ya tentu sudah bosan dengan keadaan seperti ini, karena kita harus kembali membersihkan sisa lumpur yang dibawa banjir " kata Ooh Hodijah warga Kampung Bojong Asih, Dayeuhkolot, Minggu 14 November 2021.

Bahkan Ooh mengakui, hal itu sudah berlangsung 6 kali dalam kurun waktu dua pekan terakhir.

"Sudah enam kali banjir hanya dalam kurun waktu dua minggu," tegasnya.

Baca Juga: Terungkap! Ini Target Robert Alberts Bersama Persib Bandung di Liga 1 Indonesia Musim 2021-2022

Kedalaman banjir itu sendiri, kata warga hingga mencapai 80 hingga 100 sentimeter dalam satu malam.

Akibat genangan banjir ini, aktivitas warga pun terganggu, mereka harus rela menerobos genangan banjir agar dapat keluar dari pemukiman.

Selain itu, banjir pun telah merusak pemukiman warga dimana atap bangunan rumahnya banyak yang ambrol, bahkan ada yang sudah rata dengan tanah, saking seringnya terendam banjir.

Baca Juga: Berikut 4 Hal Aneh yang Hanya Terjadi di Turki, Tidak di Brunei Darussalam dan Indonesia, Apa Saja?

Tercatat di Desa Bojong Asih sedikitnya ratusan rumah warga yang rusak akibat banjir, 30 rumah diantaranya mengalami rusak parah dan masih berpenghuni.

Kerusakan pada rumah warga meliputi atap yang ambrol, kusen jendela yang mulai retak dan rapuh serta dinding rumah yang lapuk dan berjamur.

Warga yang masih bertahan pun hanya bisa pasrah, kendati kondisi rumah yang dihuninya sudah mulai rusak.

Baca Juga: Ingin kerja di Brunei Darussalam? 3 Hal Bisa Bikin Hati Sengsara di Negeri Sultan Hassanal Bolkiah

"Ya mau gimana lagi, karena gak punya modal untuk diperbaiki, dengan terpaksa dibiarin," kata Apet Juhara (50) warga Kampung Bojong Asih.

Atas kondisi itu pun, tak jarang mereka harus mengungsi ke tempat pengungsian sementara.

Aktivis lingkungan Munding Dongkol, Yadi Acim mengakui, telah meminta kepada pemerintah agar dilakukan rehab rutilahu untuk rumah warga yang rusak akibat banjir, namun hal itu hingga saat ini belum dilakukan.

Baca Juga: Wajib Tahu! 2 Hal Ini, Bisa Bikin Hati Sengsara Ketika Kerja di Brunei Darussalam

"Untuk bantuan rutilahu jarang sampai pada rumah warga yang terdampak, padahal kondisi rumah sudah sangat memprihatinkan," tegas Yadi.

Bahkan Yadi mengakui juga tak sedikit rumah yang ditinggal penghuninya sehingga terbengkalai dan terkesan kumuh.

Warga berharap pemerintah daerah dapat memberikan bantuan untuk membantu meringankan beban penderitaan warga.***

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah