Teloransi Beragama! IJTI Gelar Bintek Jurnalis Damai Rendam Konflik, Kemenag Klaim Angka IKB Jabar Menurun

- 29 Maret 2021, 13:57 WIB
Kasubag hukum dan kerukunan umat beragama Kemenag Kanwil Jabar, Haidar Yamin Mustofa (kiri) dan Ketua IJTI Korda Bandung raya saat membuka bimtek.
Kasubag hukum dan kerukunan umat beragama Kemenag Kanwil Jabar, Haidar Yamin Mustofa (kiri) dan Ketua IJTI Korda Bandung raya saat membuka bimtek. /Jurnal Soreang/Rustandi

JURNAL SOREANG - Jawa Barat berada diurutan ketiga terendah secara nasional indeks kerukunan beragama (IKB), persentase yang mencapai 73,83 persen.

Hal tersebut dikatakan Kasubag Hukum dan Kerukunan Umat Beragama Kemenag Kanwil Provinsi Jawa Barat Haidar Yamin Mustafa, menurutnya, IKB Jawa Barat menurun diangka 68,5 persen di tahun 2019.

Haidar menjelaskan, sesuai dengan data yang ada, kementerian agama menyampaikan rilis menurunya angka IKB Jawa Barat secara nasional.

Baca Juga: Persiapan Kuliah Tatap Muka, 375 Dosen dan Tenaga Kependidikan Unla Ikuti Vaksinasi Covid-19

Baca Juga: Pastikan Penanganan Pasca Angin Puting Beliung Cimenyan, Komisi D DPRD Kabupaten Bandung Tinjau Lokasi

"Jawa Barat tiga terendah indeks kerukunan beragama secara nasional. Tentu banyak faktornya untuk IKB ini, salah satu toleransi antar umat beragama," kata Haidar saat menjadi pembicara dalam Bimtek Jurnalis Damai Redam Konflik Tawarkan Solusi yang digelar IJTI Bandung Raya di Soreang, Senin 29 Maret 2021.

Menurut Haidar, faktor lainnya yang berpengaruh terhadap menurunnya IKB Jawa Barat adalah pendidikan agama, kurangnya dialog keagamaan, hingga faktor intern masyarakat. Padahal yang seharusnya dibutuhkan, yaitu kesetaraan agama, toleransi agama, hingga kerjasama agama.

Haidar menjelaskan, pada tahun 2013 hingga 2018 terpotret ada beberapa potensi disharmonisasi di Jawa Barat. Diantaranya, adanya pendirian rumah ibadah, aliran sempalan, perkawinan beda agama, ormas garis keras, organisasi berpotensi radikal, penistaan agam, lalu lintas pelaku terorisme, hingga disrupsi agama.

"Potensi-potensi yang ada ini justru di blowup atau dipublikasi. Padahal, kalau tidak diredam tentu akan semakin menyulut emosi antar umat beragama," jelasnya.

Oleh sebab itu, Haidar menuturkan jika jurnalis memiliki peran untuk meredam potensi konflik agama di Jawa Barat. Salah satunya, tidak membuat berita atau informasi yang justru membuat semakin panas potensi yang ada.

Halaman:

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah