Antisipasi Rawan Bencana Dengan Kesiapsiagaan dan Mitigasi, Ini Penjelasan Bupati Bandung

- 26 Januari 2021, 15:43 WIB
Bupati Bandung H. Dadang M Naser saat kunjungan kerja dalam rangka silaturahmi bersama keluarga besar BPBD Kabupaten Bandung. Senin 25 Januari 2021.
Bupati Bandung H. Dadang M Naser saat kunjungan kerja dalam rangka silaturahmi bersama keluarga besar BPBD Kabupaten Bandung. Senin 25 Januari 2021. /Jurnal Soreang/Asep GP
JURNAL SOREANG - Secara Nasional, Kabupaten Bandung menduduki peringkat 4 daerah rawan bencana.
 
Sebagai langkah untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) rutin melakukan mitigasi bencana.
 
 
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, dengan melakukan berbagai upaya.
 
Pada tahun 2021, Kabupaten Bandung tercatat dipeeingkat 12 sebagai daerah rawan bencana tingkat Nasional.
 
 
Hal itu dikatakan Bupati Bandung Dadang M Naser, saat melaksanakan kunjungan Kerja dalam rangka silaturahmi bersama keluarga besar BPBD.
 
Menurutnya, dengan ada penurunan posisi dari 4 ke 12 secara Nasional,  jelas merupakan sebuah prestasi yang membanggakan.
 
 
Prestasi ini membuktikan bahwa manajemen mitigasi BPBD berjalan sebagaimana mestinya. Antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana dijawab BPBD dengan tanggap darurat. 
 
Contoh dari tanggap darurat, jelas Dadang, bisa berupa persiapan menghadapi banjir, kesiagaan, dan pelatihan kepada warga tentang mitigasi bencana. 
 
 
Pihaknya berkomitmen untuk konsisten perihal tanggap darurat, karena masalah kebencanaan tidak bisa diselesaikan sendiri, akan tetapi harus bersama relawan.
 
"Nah, saya nanti ada di relawan di situ. Saya relawan lingkungan, dan saya juga akan berbuat untuk masalah peningkatan kualitas pendidikan (pelatihan mitigasi) di Kabupaten Bandung," kata Dadang kepada wartawan di Soreang, Selasa 26 Januari 2021.
 
 
Mengingat awal keterlibatannya sebagai relawan kebencanaan, Dadang menceritakan bahwa hal tersebut dimulai ketika dirinya masih remaja. 
 
Kemudian, lanjut Dadang, ketika bergabung dengan Pramuka, ia jadi lebih memahami bagaimana menolong, mengantisipasi, dan memitigasi kebencanaan di Kabupaten Bandung.
 
 
"Terus bersama-sama, tidak saja sekedar jadi Bupati. Kalau berbuat baik itu, konon jabatan juga harus tetap kita lakukan," jelasnha.
 
"Nanti per tanggal 17, saya akan ada aktifitas di berbagai tempat yang sudah disiapkan untuk bersama-sama, relawan kebencanaan juga harus disiapkan," akunya.
 
 
Tak lupa Dadang mewanti-wanti, jangan sampai bencana longsor di Kabupaten Sumedang terjadi di Kabupaten Bandung. 
 
Apabila ada rumah yang disusun bertumpuk di atas lereng, tuturnya, maka tahanan konstruksinya harus kuat.
 
 
"Itu tolong dibaca oleh teman-teman, diantisipasi, dipelajari. Ada rekahan-rekahan tanah, jangan sampai dibiarkan," tegasnya.
 
Dadang mencontohkan langkah antisipasi Kabupaten Bandung untuk pencegahan bencana, dimana 2 tempat direlokasi karena disinyalir adanya pergerakan tanah.
 
 
Dadang menambahkan, sudah direlokasi ke tempat yang aman dengan dana CSR dan pembelian lahan relokasi oleh Pemkab Bandung. Apabila dibiarkan, khawatir terjadi ambruk dan longsor.
 
Pihaknya berharap, ke depan nanti mudah-mudahan bencana di Kabupaten Bandung berkurang atau bahkan hilang. Seperti Cieunteung, ia mencontohkan, yang sudah tidak mengalami banjir lagi. Semoga wilayah Andir juga mengalami hal yang sama dengan dibangunnya Situ Andir.
 
 
"Tinggal Rancaekek. Sungai Cikeruh sedang pengerukan. Banjirnya memang tidak terdampak langsung oleh Curug Jompong kalau Rancaekek, karena Rancaekek itu terkait banjir yang datang dari Sumedang dan Cikeruh," pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x