Permudah Pengelolaan Limbah Pabrik, Pengusaha Teksril Harapkan IPAL Terpadu, Ini Alasannya

- 22 Januari 2021, 17:04 WIB
H. Asep Gunawan, salah satu perwakilan pengusaha pabrik tekstil di Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
H. Asep Gunawan, salah satu perwakilan pengusaha pabrik tekstil di Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. /Jurnal Soreang/Asep GP
JURNAL SOREANG - Pengusaha pabrik tekstil di wilayah Majalaya Kabupaten Bandung, Jawa Barat, berharap ada salah satu badan yang khusus mengelola instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
 
Hal tersebut dikatakan perwakilan pengusaha pabrik tekstil Majalaya, Asep Gunawan, menurutnya, untuk menjaga kondisi lingkungan dan memudahkan dalam mengelola limbah pabrik diperlukan badan khusus.
 
Badan tersebut, dalam tugas dan fungsi pokoknya sebagai pengelola IPAL yang dihasilkan perusahaan industri di Majalaya dan sekitarnya. 
 
 
"Dengan adanya badan tersebut akan lebih serius dan fokus dalam pengelolaan maupun pengolahan IPAL, untuk kelangsungan industri di Majalaya," kata Asep kepada Jurnal Soreang, Jumat 22 Januari 2021.
 
Asep menjelaskan, dengan adanya badan tersebut, perusahaan tidak lagi dipungsingkan dengan pengelolaan maupun pengolahan air limbah yang dihasilkan perusahaannya masing-masing.
 
"Pasalnya, badan tersebut dapat mengelola dan mengolah limbah cair yang dihasilkan pabrik tekstil dengan cara diangkut menggunakan mobil tangki ke lokasi IPAL terpadu," jelasnya.
 
 
"Memang sampai saat ini, IPAL terpadu belum ada. Padahal, pemerintah Kabupaten Bandung bisa menggagas dan membangun IPAL terpadu tersebut," akunya.
 
Menurut Asep, dengan adanya IPAL terpadu, pengelolaan dan pengolahan limbah cair akan terpusat di satu tempat. 
 
"Dengan adanya IPAL terpadu itu, pemerintah akan mendapatkan restribusi PAD dari pengelolaan atau pengolahan limbah cair tersebut," akunya.
 
 
Asep menegaskan, untuk mewujudkan IPAL terpadu maupun pembentukan sebuah badan tersebut. Pihak-pihak terkait bisa mengkoordinasikannya dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung. 
 
"Dengan adanya IPAL terpadu yang dikelola badan adalah untuk memudahkan para pelaku usaha pabrik tekstil dalam pengelolaan maupun pengolahan limbah cair. Mengingat saat ini kelangsungan pabrik tekstil minimal dengan mempekerjakan 300 orang dapat menghidupi dan memberikan manfaat untuk ratusan dan ribuan orang," tuturnya.
 
Selain itu, pihaknya juga berharap pemerintah bisa membangun sarana irigasi khusus untuk pengadaan kebutuhan air dalam operasional kelangsungan pabrik tekstil. 
 
 
"Dengan adanya saluran irigasi untuk pabrik tekstil itu, supaya pemanfaatan air permukaan tidak berebut atau bersinggungan dengan saluran irigasi ke lahan pertanian. Jadi saluran irigasi dibangun khusus untuk kebutuhan pabrik," akunya.
 
Untuk menunjang kebutuhan saluran irigasi pabrik tekstil itu, imbuh Asep, para pelaku usaha bisa sinergi dengan para petani. Di antaranya, para pengusaha memberikan bantuan mesin pompa dan sarana lainnya yang dibutuhkan para petani.
 
"Dengan adanya saluran irigasi pabrik tekstil dan lahan pertanian itu, untuk memberikan rasa nyaman kepada para pengusaha maupun para petani," katanya.
 
 
Lebih lanjut Asep mengatakan, dengan adanya saluran irigasi pabrik tekstil, pemerintah bisa mendapatkan pendapatan asli daerah dari surat izin pengambilan air permukaan. 
 
"Dengan adanya saluran irigasi pabrik tekstil ini sangat dinanti oleh para pengusaha. Karena kebutuhan air untuk operasional pabrik tekstil sangat besar," pungkasnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x