JPO di Jalan Raya Bandung-Garut Jadi Aspirasi Warga, Ini Tanggapan Anggota DPRD

- 21 Januari 2021, 15:02 WIB
Sejumlah warga saat menyeberangi jalan di Pertigaan Dangdeur Perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, Rabu 20 Januari 2021.
Sejumlah warga saat menyeberangi jalan di Pertigaan Dangdeur Perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, Rabu 20 Januari 2021. /Jurnal Soreang /Asep GP

JURNAL SOREANG - Keinginan warga dan pengguna jalan di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang agar dibangunnya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) demi ketertiban, keselamatan dan keamanan, langsung disikapi DPRD Kabupaten Bandung.

Seperti diketahui bersama, Jalan Raya Bandung-Garut termasuk ramai dilalui kendaraan setiap harinya, mengingat jalan tersebut merupakan Jalan Nasional III yang menjadi penghubung antara Kabupaten Bandung, Kabupaten, Sumedang, dan Kabupaten Garut.

Kondisi lalu lintas yang selalu ramai, bahkan seringkali macet apabila memasuki masa liburan, diperparah dengan banjir yang kerap melanda kawasan ini di musim hujan. Selain itu, deretan pabrik di sepanjang jalan tersebut turut andil dalam memperburuk keadaan. Di mana, ketika waktu masuk dan pulang kerja, banyak karyawan pabrik yang memadati jalan dan, tak dapat dipungkiri, membuat arus lalu lintas tersendat.

Baca Juga: Usulan CDOB KBT Sudah Dibahas Pemkab Bandung, Ini Penjelasan Masyarakat Bandung Timur

Anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Partai Demokrat, Yayat Sudayat, langsung menanggapi kondisi yang terjadi. Dirinya mengajukan solusi terkait hal ini, yakni dengan membangun JPO yang sekaligus menjadi akses R2 untuk menyeberang.

"Betul. Insyaa Allah yang perlu di PT Kahatex bikin flyover, semacam jembatan satu pintu di mana karyawan keluar masuk sekaligus jembatan yg bisa menampung keluar masuk motor untuk mengurangi macet," ujar Yayat Saat dihubungi Jurnal Soreang, Kamis 21 Januari 2021.

Dirinya menilai, imbas dari arus lalu lintas yang tersendat di waktu masuk dan pulang kerja karyawan pabrik, paling dirasakan oleh pengguna Jalan Raya Bandung-Garut.

Baca Juga: Luhut Hibahkan Tanah 10 Hektare untuk Pembangunan Universitas NU Indonesia di Bogor

Contohnya, lanjut Yayat, untuk pabrik sebesar PT Kahatex yang jam kerjanya dibagi menjadi 3 shift dengan ribuan karyawan setiap shift-nya. Tak ayal, ketika memasuki waktu pulang kerja, ada banyak sekali karyawan yang memadati jalan. Para pengguna jalan jelas merasa rugi karena macet yang ditimbulkan menyita waktu, tenaga, dan materinya.

Agar kondisi tersebut tidak terulang lagi ke depannya, Yayat menyarankan pembangunan JPO di empat titik, yakni pertigaan Dangdeur, depan PT Kahatex, depan PT Djarum Super, dan depan Paramount.

Halaman:

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x